Berikut adalah material yang saya siapkan sebelum kegiatan ini dimulai :
Satu set piringan parabola, prime focus, Ø 115 cm. Di titik tengah parabola, kedalamannya adalah 18 cm.
C Band Low Noise Block Fedhorn (LNBF) yang fungsinya sebagai transverter dari input 3,4 – 4,2 GHz menj
adi output 0,95 – 1,75 GHz dengan bantuan Local Oscillator (LO) 5,15
GHz. Banyak orang menyebutnya sebagai Feedhorn atau LNB saja.
Kabel koaksial khusus 75 Ω penghubung dari LNBF ke Set-Top Box (STB) lengkap dengan jacknya.
Digital STB. Gunanya untuk menala sinyal keluaran LNBF, mendecode
sinyal dan menghasilkan komponen audio + video yang siap diumpankan ke
televisi. Saya menggunakan @Metabox I (http://www.metaware.co.kr)
karena kualitas yang baik serta firmwarenya bisa diupdate dengan mudah.
Di pasaran, banyak sekali STB ditawarkan, mulai dari kelas Free-to-Air
Digital STB (menangkap siaran gratis seperti siaran televisi swasta
nasional) sampai yang sanggup membuka Pay Television (siaran teracak,
harus berlangganan misalnya siaran IndoVision).
Televisi yang memiliki RCA/AV Input (3 kabel: 1 video + 2 stereo
audio). Bila Anda memiliki perangkat Home Theatre yang mendukung Dolby
Prologic II, suara stereo yang diterima dapat dialihkan ke Home Theatre
sehingga siaran yang dibuat dalam tata suara surround (biasanya
film-film dengan label DTS, Dolby Surround atau THX) dapat disuarakan
bak bioskop pribadi .
Setelah semua disiapkan, Anda harus mencatat data berikut:
Satelit yang akan kita tala. Demi kemudahan, mari kita tala satelit
AsiaSat 3S yang berlokasi di 0,0o S 105,5o E. Informasi posisi,
transponder dan channel terkini ada di http://sattracker.mrtian.com/chart
Posisi parabola kita (gunakan GPS untuk mengetahuinya). Dalam hal ini
QTH saya adalah di 6,12o S 106,5o E. Jika kita telaah, ternyata posisi
saya hanya berbeda 6,12o S 1,0o E dengan satelit AsiaSat 3S sehingga
nanti “pucuk” parabolanya kira-kira akan mendongak ke atas langit
Jakarta.
Menyiapkan Parabola
Letakkan parabola di bidang (tempat terbuka) tidak ada halangan ke
langit bebas serta datar. Untuk menentukan kedatarannya, Anda bisa tuang
air ke baskom. Bila air penuh tepat lurus di bibir baskom berarti
bidang cukup datar terhadap bumi. Bila posisinya miring, gunakan papan
yang diganjal untuk mendapatkan bidang yang datar.
Gambar 1: Menentukan datar tidaknya bidang peletakkan parabola
Buatlah garis vertikal dan horizontal pada parabola untuk membantu
penentuan posisinya. Titik temu garis ini harus berada tepat di dasar
parabola (gunakan gundu, tempat di mana gundu diam itulah titik dasar
parabola). Setelah digaris, berikan penanda empat arah mata angin
seperti gambar berikut:
Gambar 2: Menggambar arah mata angin di piringan parabola
Arahkan piringan parabola ke arah mata angin menggunakan kompas yang
diletakkan di dasar parabola (yaitu titik pertemuan garis vertikal
horizontal tadi). Atur agar keempat arah mata angin itu sesuai dengan
yang ditunjukkan di kompas.
Gambar 3: Mengarahkan piringan ke arah mata angin. Sumbu S – N masih sedang diarahkan
Pasanglah LNBF pada bracket yang disediakan LNBF pada parabola. Untuk
menentukan tinggi bracket yang tepat, gunakan rumus berikut:
Gambar 4: Menentukan posisi tinggi bracket dari dasar antena
Pada badan LNBF ada angka-angka 0,42 sampai 0,30. Angka itu disebut
f/D, didapat dengan membagi 45,9 cm / 115 cm = 0,40. Pasanglah LNBF
tepat di posisi f/D 0,40
Gambar 5: Mengatur posisi f/D LNBF di 0,40
Pada kepala LNBF ada angka-angka -30o, 0o dan +30o. Angka itu
mengatur arah polarisasi antena dalam LNBF. Aturlah garis 0o tepat ke
arah W, yang berarti juga searah garis W pada piringan parabola. Tanpa
mengubah posisi f/D, kencangkan mur pengunci pada posisi yang pas.
Gambar 6: Mengatur polarisasi antena dalam LNBF
Karena saya berada di 6,12o S, yaitu 6,12o di bawah garis katulistiwa
maka saya harus mendongakkan piringan parabola sebanyak 6,12o di sumbu N
agar posisi antena tepat mengarah ke atas katulistiwa. Karena Ø
parabola 115 cm, maka dengan menghitung SIN 6,12o x 115 cm didapat 12 cm
(ingatlah rumus trigonometri Sine, Cosine dan Tangent. Gunakan
scientific calculator untuk memudahkan perhitungan). Yang kita lakukan
ini disebut dengan mengatur “deklinasi”.
Gambar 7: Mengatur deklinasi
Karena saya berada di 106,5o E sementara satelit berada di 105,5o E
berarti saya harus menurunkan posisi piringan sebesar 1,0o di sumbu W.
Karena Ø parabola 115 cm, maka dengan menghitung SIN 1,0o x 115 cm
didapat 2 cm. Yang kita lakukan ini adalah mengarahkan piringan parabola
tepat pada orbit satelitnya. Karena hanya coba-coba, saya berikan beban
tertentu ke sumbu W, diganjal di bawah sedemikian rupa sehingga
piringan parabola turun tepat sebanyak 2 cm di sumbu W.
Gambar 8: Menyesuaikan piringan ke arah ke orbit satelit AsiaSat 3S
Gambar 9: Hasil akhir pemasangan parabola
Selesailah kita mengatur antena parabola. Kita akan mengatur STB.
Karena pengaturan tiap merk STB berbeda-beda, gambar yang ditampilkan
hanyalah sekadar acuan belaka. Pertama, masukkan konfigurasi antena pada
STB, dan akhiri dengan mencari transponder serta channel yang
disediakan pada satelit tersebut (otomatis ada pada STB masing-masing):
a. Satellite: AsiaSat 3S;
b. LNB Type: Standard (Frequency 5,150 MHz);
c. 22 KHz: Off;
d. Polarity: Auto.
Gambar 10: Mengatur konfigurasi antena
Jika Anda tidak dapat menemukan transponder atau channel — masukkan secara manual data salah satu TV, misalnya TV 5 ASIE:
a. Frequency: 3.670 GHz;
b. Polarity: HORIZONTAL (H);
c. Symbol Rate: 26,000 symbols/second;
d. FEC: 7/8;
e. Name: TV 5 ASIE;
f. Video PID: 1120;
g. Audio PID: 1121;
h. PCR PID: 1120.
Jika Anda menemukan beberapa channel TV secara otomatis melalui fasilitas
Search di STB — pilihlah satu channel misalnya TV 5 ASIE.
Gambar 11: Kekuatan sinyal yang diterima
Kemudian, aturlah agar sinyal diterima sebesar mungkin dengan
mengkoreksi kedudukan piringan parabola. Pada gambar di atas, kekuatan
sinyal yang semula hanya 20% setelah dikoreksi menjadi 73%, kualitas
tetap 85% tetapi warnanya sudah hijau artinya sudah cukup stabil
menerima sinyal. Pada STB yang saya miliki, gambar akan tampak baik bila
sinyal ada di atas 60%, kualitas di atas 80% dan bar persentase
menunjukkan warna hijau (bisa berbeda di tiap STB).
Setelah sepuluh langkah ini selesai dilalui, kita bisa mengulang
pencarian transponder serta channel lain agar seluruh siaran bisa
ditangkap. Ada 55 siaran TV gratis + 26 siaran radio gratis yang saya
bisa nikmati (di luar siaran teracak yang jumlahnya mendekati 100).
Setelah itu siaplah kita menikmati siaran dari luar negeri melalui
satelit AsiaSat 3S dengan kualitas video tanpa cacat serta suara stereo
yang membahana.
Gambar 12: Beberapa channel yang bisa ditangkap. Gambar di sini
kurang cerah karena kamera digital memfoto langsung layar televisi
Sangat puas bisa menemukan posisi satelit secara mandiri, biar pun
sinyal yang diterima pas-pasan tetapi karena mencari dengan usaha
sendiri, ada ilmu berharga yang bisa kita serap. Tantangan ke depannya
adalah bagaimana mencari satelit untuk TVRO lainnya seperti Palapa C2,
Panamsat 7 + 10, ST 1, Thaicom23, Apstar 2R, AsiaSat 2 serta Telkom 1.
Mengganti C Band LNBF dengan antena receiver/transverter band amatir
radio adalah hal yang mudah setelah Anda tahu posisi satelitnya berada
di mana. Antena transmitter untuk komunikasi dua arah dengan satelit
biasanya Yagi; tentunya mudah ditentukan arahnya dengan bantuan
referensi posisi piringan parabola kita.
Catatan:
Pengaturan posisi piringan parabola ini hanya untuk menerima sinyal
satelit Geostationer Earth Orbit (GEO) yang orbitnya di sekitar garis
katulistiwa, bukan untuk satelit Low/Medium Earth Orbit (LEO/MEO) atau
yang orbitnya tidak berada di garis katulistiwa.
Kamis, 29 September 2011
Fungsi kaki Trafo Flyback
Sebagaimana sobat blogger ketahui Trafo Flyback atau Flayback
Transformer (FBT) adalah transformator khusus yang dirancang untuk
menghasilkan sinyal gigi gergaji yang tinggi. Trafo Flyback digunakan
dalam pengoperasian perangkat CRT-display seperti TV dan monitor
komputer CRT. Tegangan tinggi yang dihasilkan setiap Flyback
berbeda-beda tergantung rangkaian dan perangkat yang digunakan, sebagai
contoh, TV warna mungkin memerlukan 20-50 kV dengan frekuensi kisaran 15
kHz sampai 50 kHz. Setiap Flyback terdapat kaki atau terminal yang
memiliki fungsi masing-masing. Dalam postingan kali ini saya akan
mencoba menguraikan tentang fungsi dan kegunaan dari masing-masing kaki
atau terminal tersebut, sebelumnya silahkan sobat perhatikan skematik
dari Flayback yang saya buat
Skematik bagian dalam Flyback Tranformator
Setelah sobat perhatikan skematik diatas maka sobat pasti akan bisa membayangkan isi sebuah trafo flyback dan ini akan membuat sobat mudah
dalam mendeteksi kerusakan sebuah trafo flayback. Sebuah flyback
memiliki dua lilitan/kumparan utama yakni kumparan primer dan kumparan
skunder, kumparan primer adalah bagian input dan kumparan sekunder
adalah bagian output. Kaki atau terminal utama dan wajib dimilik oleh
flyback adalah: HV, FOCUS, SCREEN, ABL, AFC, HOT, B+, dan GND. Agar sobat lebih jauh lagi memahami tentang flyback ini maka ikuti uraiannya
Fungsi kaki Trafo Flyback
- HV. Terminal ini terhubung ke Kop FLyback dan menghasilkan tegangan tinggi skitar 26kV yang menuju atas tabung
- Focus. Terminal ini terhubung ke CRT (G3/G4) dan berfungsi untuk mengatur fokus gambar (kabur tidaknya gambar)
- Screen. Terminal ini terhubung ke CRT (G2) dan berfungsi untuk mengatur terang gelap gambar
- ABL (Automatic Brightness Liminter) terminal ini terhubung ke sirkuit ABL biasanya di IC Chroma, selain iti pin ABL ini terhubung HV (kop FBT) melalui beberapa buah dioda tegangan tinggi yang di seri. Tengannya yang keluar dai pin ABL ini tinggi sekali (jangan coba-coba mengukurnya), jika pin ini tidak tersambung biasanya akan mngeluarkan semburan api. Fungsinya dan tujuan utama adalah untuk membatasi level sinar elektron (brightness) yang menuju ke blok RGB secara otoumatis. sehingga tidak lebih dari kekuatan yang diijinkan dewan keamanan kesehatan
- AFC (Automatic Frequency Control), ada juga yang menamakan FBP (Flyback Pulse) Terminal ini terhubung ke sikuit AFC/FBP biasanya di IC Chroma. Fungsinya adalah sebagai pengunci frekwensi osilator horizontal. Jika AFC ini tidak stabil maka gambar tidak akan normal dan warna pun hilang, AFC biasanya selain ada pin tersendiri pada FBT nya ada juga yang di gabung pada pin 180v, pin Heater dll.
- HOT. Terminal ini terhubung keh transistor horizontal output (HOT), terminal ini kadang juga di tulis COL. Terminal ini akan putus dan nyambungkan (switch) ke GND dengan kecepatan tinggi (Frekuensi tinggi) 15 kHz sampai 50 kHz, dan pekerjaan ini dilakukan oleh transistor horizontal output (HOT)
- B+. terminal ini terhubung ke power supply positive dengan tegangan antara 110-130v sesuai sikuit masing-masing TV atau Monitornya. Jika tengangan yang masuk ke B+ ini tidak semestinya maka akan mempengaruhi kinerja sirkuit horizontal
- GND. Terminal ini terhubung ke jalur groud (GND)
DATA KAKI TRAFO FLYBACK
Flyback
termasuk komponen utama dalam sebuah Monitor atau Televisi, oleh
karnanya jika Flyback tidak berfungsi sebangaimana mestinya maka Monitor
atau Televisi tersebut dinyatakan rusak berat. Semoga saja gambar DATA
KAKI TRAFO FLYBACK ini bisa membantu bagi yang membutuhkan mencari
persamaan TRAFO FLYBACK, pada waktu yang lain akan saya tambah lagi
gambarnya jika saya mendapatkan DATA KAKI TRAFO FLYBACK yang baru, karna
saya akan mencatat DATA KAKI TRAFO FLYBACK setiap saya service
Monitor/TV (maaf klu sempat dan tidak lupa) hehehe....!!! Oke silahkan
Anda lihat gambar - gambar Flyback dibawah ini:
- BSC 25-T1010A (Wansonic)
- BSC-60T (Changhong 14 Inch)
- BSC 65 (Changhong 21 Inch)
- BSC 25-Z603F (Huijia 14-21)
- BSC 27-Z603F (Huijia 14-21)
- BSC 26-Z603N
- BSC-Z1003B
- BSC 26-N2121 (E)
- BSC 22-01-06
- BSC 25-48
- BSC25-4803
- BSC24-01N362
- MC-FBC-015
- LCE CF0845
- K 148 TC
- JF 0501-1206
- FUY-20C009 (Akari)
- FTK-14A004P (Samsung)
- TFB 4125 DY (Thosiba)
- TFB 4125 HY
- FSV-20A001
- FCK-14A033
- FSV-14A001
- FSA 16012M
- DCF 20077A
- DCF1577
- FCM-20B061N (Polytron)
- JF061-19577 (Polytron)
- FK 1411L01
- FCM 14A025
- FCK 14A006
- FCM 2015HE
- FCM 14032
- FCG 2045 BL
- F 0101KM-SA
- F0141 PE-M
- 6174-6040 C (LG)
- 154-064P
- 154-177B
- FCK-14B047
- 154 189H
- 154 277C
- FCM 20B027
- 154-132A
- 154-132C
- 8-598-858-00
- 8-598-811
Minggu, 25 September 2011
Mengatasi kacamata 3D yang kurang efektif
Bagi anda yang gagal tes kacamata 3D buatan sendiri pada post sebelumnya. Atau kacamata anda ga berefek pada gambar / film 3D. yang belum baca post sebelumnya klikdi sini biar agan sekalian ga bingung. Yang udah baca…
coba lakukan langkah ini.
1. Kacamata masih melihat dua gambar saat test
Trawang lagi dua objek dibawah
Caranya begini
anda terawang lalu tambahkan tumpukan mika hingga salah satu objek menghilang
lakukan ini pada kaca merah dan biru
silahkan coba….
2. Untuk kacamata terlalu buram
Liat aja gambar ini lagi tapi caranya beda
Caranya begini
*****
Anda terawang gambarnya lalu kurangi mika satu persatu.
Bila kedua objek terlihat itu adalah batas anda mengurangi mika
Maka jangan kurangi lagi bila dua objek terlihat (karena hanya boleh 1 objek yg terlihat)
Lakukan
TEST KACAMATA 3D BUATAN SENDIRI
Buat agan agan sekalian yang suka buat kacamata 3D sendiri, biasanya susah mengetahui apakah berhasil 100% apa ngak tuh? Nah karena itu ane buat nih post khusus untuk ngetes kacamata 3D agan-agan sekalian.
Nah tes ini hanya buat kacamata jenis
Red-Blue / Red Cyan, gak Cuma yg buat sendiri doank yg boleh di tes lho!
Jadi yang punya kacamata 3D tapi BELI boleh ngechek apakah yang di beli
berkualitas baik apa gak tuh… CEKIDOT…
TES 1
Nah ini paling mudah nih. Caranya
Ada 2 gambar lingkaran red-cyan. Nah lalu coba tempelkan kacamatamu ke Monitor buat nerawang si gambar tadi. (nempelnya: merah di kiri, biru di kanan)
Seperti ini caranya
Nah ini dia dua gambar nya. Langsung aja gan tempel lalu trawang objeknya gan..
*****
Nah kalau hasil tes anda seperti ini
1. Kaca merah hanya dapet ngeliat si biru (tapi si biru jadi hitam)
2. Kaca biru hanya dapet ngeliat si merah (tapi merahnya jg jadi hitam)
3. Ketika di terawang hanya satu objek saja yg keliatan
4. Kacamata TIDAK buram/Gelap
Berarti kacamara 3D agan berhasil 100%
Biasanya yg buat sendiri tidak sampai 100% berhasil. Biasanya salah pada nomor satu dan nomor 3. Yaitu kaca merah masih melihat dua object walaupun terlihat samar-samar.
Tapi gpp gan karena gua juga begitu, walau cuma 90% yang penting masih banyak berefek pada gambar/film 3D.
Bagi yang masih melihat dua gambar tapi salah satunya terlihat samar maka kacamata anda masih KURANG EFEKTIF
Kaya gini nih maksut ane (kurang efektif)
Cara Membuat Kacamata 3D Sendiri
Pernahkah
anda menonton film 3D atau gambar 3D dengan kacamata yang seakan gambar
dapat muncul keluar monitor seolah nyata dan sebaliknya juga dapat jauh
kebelakang monitor atau monitor adalah jendela untuk masuk ke dalam
adegan film itu. Saat melepas kacamata yang anda pakai gambar tidak
dapat muncul keluar monitor karena untuk merasakan effect 3D anda harus
menggunakan kacamata 3D.
Sebenarnya saat ini yang saya ketahui, kacamata 3D di bagi menjadi dua macam yaitu Polarisasi & warna. Dan kacamata jenis warna juga terbagi menjadi buanyak tipe. Tapi yang kita bahas dan yang akan kita buat adalah kacamata yang paling terkenal dan yang paling banyak di gunakan di dunia yaitu kacamata 3D warna tipe merah-biru. Kacamata ini dapat mengubah gambar ber-Anaglyph menjadi 3D.
Yah.. jadi gitu ceritanya, LHO?!. Lupa kalo cara buatnya belum ane kasih tau. Ya udah pertama sediakan bahan-bahannya dulu ya!. Carinya gampang kok di tempat FotoCopy biasanya ada. Liat aja di bawah ini:
Saya sudah berhasil membuat kacamata ini, bisa melihat gambar 3D jenis Red-blue dan Red-Cyan. tetapi jangan menggunakan kacamata 3D warna itu untuk kegiatan yang tidak berhubungan dengan melihat gambar 3D atau menggunakan kacamata ini terlalu lama, karena setelah memakai kacamata ini mata kita akan menyesuaikan lagi dengan keadaaan sekitar apabila terlalu lama kita memakainya maka penyesuaian kembali juga lama. Nah...sekarang silahkan menikmati !
Karena ketebalan warna mika setiap produk berbeda-beda maka sering terjadi masalah pada kacamata 3D buatan Sendiri.
Namun
sekarang video 3D dapat anda cari di internet juga gambar-gamber 3D
juga banyak di temukan. Tapi pasti banyak diantara kalian yang “TIDAK
PUNYA KACAMATA 3D”, selain mahal juga jarang yang jual, terutama seperti
saya yang tinggal di kota kecil. Tapi jangan jadikan halangan karena
saya akan mengajari anda untuk membuat kacamata 3D sendiri di rumah.
Bahannya juga mudah di dapat dan murah.
Sebenarnya saat ini yang saya ketahui, kacamata 3D di bagi menjadi dua macam yaitu Polarisasi & warna. Dan kacamata jenis warna juga terbagi menjadi buanyak tipe. Tapi yang kita bahas dan yang akan kita buat adalah kacamata yang paling terkenal dan yang paling banyak di gunakan di dunia yaitu kacamata 3D warna tipe merah-biru. Kacamata ini dapat mengubah gambar ber-Anaglyph menjadi 3D.
Yah.. jadi gitu ceritanya, LHO?!. Lupa kalo cara buatnya belum ane kasih tau. Ya udah pertama sediakan bahan-bahannya dulu ya!. Carinya gampang kok di tempat FotoCopy biasanya ada. Liat aja di bawah ini:
· Kertas mika warna BIRU (1 lembar)
· Kertas mika warna MERAH (1 lembar)
· Karton bekas (minimal 30x5 cm)
Tuh kan bahanya murah dan mudah di dapat kurang dari Rp 1.000,-. anda sudah bisa menyediakannya. Oke sekarang kita mulai cara membuatnya:
1. Gunting karton bekas berbentuk kacamata terserah anda modelnya. untuk mempernyaman pemakaian tambahkan rongga untuk hidung.
2. Ambil plastik mika warna BIRU lalu gunting membentuk seperti lubang kacamata yang anda buat tadi (Buat guntingan ini hingga 2 lembar).
3. Ambil plastik mika warna MERAH lalu gunting membentuk seperti lubang kacamata yang anda buat tadi (Buat guntingan ini hingga 6 lembar).
4. Pasang mika BIRU pada lubang kacamata sebelah KANAN (di tumpuk).
5. Pasang mika MERAH pada lubang kacamata sebelah KIRI (di tumpuk).
Setelah
anda melakukan langkah-langkah di atas maka kacamata 3D anda sudah siap
di gunakan. Kacamata yang anda buat tadi hanya bisa melihat
video/gambar 3D jenis Anaglyph Red-blue(Merah biru) dan Red-Cyan
(Merah-biru muda).Saya sudah berhasil membuat kacamata ini, bisa melihat gambar 3D jenis Red-blue dan Red-Cyan. tetapi jangan menggunakan kacamata 3D warna itu untuk kegiatan yang tidak berhubungan dengan melihat gambar 3D atau menggunakan kacamata ini terlalu lama, karena setelah memakai kacamata ini mata kita akan menyesuaikan lagi dengan keadaaan sekitar apabila terlalu lama kita memakainya maka penyesuaian kembali juga lama. Nah...sekarang silahkan menikmati !
Karena ketebalan warna mika setiap produk berbeda-beda maka sering terjadi masalah pada kacamata 3D buatan Sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)